Bagaimana RFID (Radio Frequency Identification) Bekerja?

Fahrel Naufal
8 min readJul 26, 2020

--

Teknologi pada masa kini berkembang semakin pesat. Banyak sekali teknologi baru yang bermunculan, salah satunya adalah RFID (Radio Frequency Identification). RFID adalah teknologi yang menggunakan frekuensi radio dalam mengirim informasi antara RFID tag dan RFID reader. Penerapan teknologi RFID sekarang ini sudah mulai menyebar ke semua bidang, terutama pada bidang-bidang yang sensitif keamanan. Bahkan saat ini chip sudah dimasukkan ke bagian tubuh manusia sebagai tanda pengenal pribadi.

Teknologi RFID ini dapat menjawab beberapa kelemahan teknologi sebelumnya. Sebagai contoh, barcode. Barcode saat ini mulai digantikan oleh RFID karena RFID tidak perlu kontak langsung antar reader dan tag-nya. Teknologi RFID ini menggunakan pengiriman gelombang elektromagnetik. Selain itu, RFID juga dapat menyimpan informasi dan informasi yang tersimpan tersebut dapat diganti, berbeda dengan barcode, yang sulit untuk mengganti informasi yang sudah ada di dalamnya.

Apa RFID itu?

Menurut Wikipedia, RFID atau Pengenal Frekuensi Radio (Radio Frequency Identification) merupakan metode identifikasi dengan menggunakan transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Cara kerja teknologi ini adalah dengan mengandalkan gelombang radio atau gelombang elektromagnetik.

Jadi, secara umum RFID adalah sebuah sistem identifikasi tanpa kabel yang memungkinkan pengambilan data tanpa harus bersentuhan seperti barcode dan magnetic card seperti ATM. RFID kini banyak dipakai diberbagai bidang seperti perusahaan, supermarket, rumah sakit bahkan terakhir digunakan dimobil untuk identifikasi penggunaan BBM bersubsidi.

Proses absen yang semula gesek-menggesek sekarang menjadi tempel-menempel dan bahkan bisa cukup dengan pandang-memandang tanpa harus bersentuhan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini karenateknologi RFID menggunakan sistem radiasi ektromagnetik untuk mengirimkan kode (tag).

Bagaimana Sejarah Teknologi RFID?

Rintisan tegnologi RFID dimulai saat seorang mata-mata Uni soviet menemukan sistem pengiriman gelombang radio melalui informasi audio. Gelombang suara yang menggetarkan diagfragma yang telah dibentuk menjadi sebuah resonator yang memodulasi gelombang radio yang terpantul. Meskipun alat ini bukan sebuah identifikasi namun dianggap sebagai pendahulu teknologi RFID.

Selain itu ada juga teknologi transponder IFF yang digunakan oleh tentara inggris pada perang dunia ke-2 untuk mengidentifikasi pesawat sebagai teman atau musuh. Perangkat RFID yang menjadi cikal bakal sistem RFID modern adalah Perangkat Mario Cardullo, karena menggunakan transponder radio pasif dengan memori. Paten dasar Cardullo meliputi penggunaan RF, suara dan cahaya sebagai media transmisi. RFID ditawarkan kepada investor pada tahun 1969 meliputi penggunaan dalam bidang transportasi, perbankan, keamanan dan medis.

Apa Saja Fungsi dari RFID?

RFID berfungsi untuk mendeteksi dan membaca suatu data menggunakan gelombang elektromagentik. Dalam aplikasiannya, teknologi ini bisa dipakai pada:

· Manajement Akses

· Pelacakan barang

· Pembayaran tol

· Pelacakan bagasi di bandara

· Pelacakan identitas dan mesin pembaca dokumen berjalan

Terdapat dua macam tag RFID yaitu jenis pasif dan aktif atau bertenaga baterai. Jenis yang pasif menggunakan tenaga gelombang elektromagnetik dari mesin pembaca untuk menyampaikan data yang disimpannya kepada mesin pembaca tersebut.

Sementara RFID aktif menggunakan tenaga baterai untuk membaca data yang disimpannya. Lalu mengirimkannya pada mesin pembaca menggunakan gelombang elektromagnetik miliknya sendiri.

Bagaimana Prinsip kerja RFID?

RFID menggunakan sistem identifikasi dengan gelombang radio. Untuk itu minimal dibutuhkan dua buah perangkat, yaitu yang disebut tag dan reader. Saat pemindaian data, reader embaca sinyal yang diberikan oleh RFID tag.

RFID TAG

RFID tag adalah sebuah alat yang melekat pada objek yang akan diidentifikasi oleh RFID reader. RFID tagdapat berupa perangkat pasif atau aktif. tagpasif artinya tanpa battery dan tagaktif artinya menggunakan battery. Tag pasif lebih banyak digunakan karena murah dan mempunyai ukuran lebih kecil. RFID tag dapat berupa perangkat read-only yang berarti hanya dapat dibaca saja ataupun perangkat read-write yang berarti dapat dibaca dan ditulis ulang untuk update.

RFID tag mempunyai dua bagian penting, yaitu:

· IC atau kepanjangan dari Integrated Circuit, yang berfungsi menyimpan dan memproses informasi, modulasi dan demodulasi sinyal RF, mengambil tegangan DC yang dikirim dari RFID reader melalui induksi, dan beberapa fungsi khusus lainya.

· Antenna yang berfungsi menerima dan mengirim sinyal RF.

RFID Tag

RFID READER

RFID reader adalah merupakan alat pembaca RFID tag. Ada dua macam RFID reader yaitu reader pasif (PRAT) dan reader aktif (ARPT).

READER PASIF

RFID Reader

Reader Pasif memiliki sistem pambaca pasif yang hanya menerima sinya radio dari RFID tag aktif (yang dioperasikan dengan barrety/sumber daya). Jangkauan penerima RFID pasif bisa mencapai 600 meter. Hal ini memungkinkan aplikasi RFID untuk sistem perlindungan dan pengawasan aset.

READER AKTIF

Reader aktif memiliki sistem pembaca aktif yang memancarkan sinyal interogator ke tag dan menerima balasan autentikasi dari tag. Sinyal interogator ini juga menginduksi tag dan akhirnya menjadi sinyal DC yang menjadi sumber daya tag pasif.

Bagaimana Sistem Sinyal Pada RFID?

RFID menggunakan beberapa jalur gelombang untuk pemancaran sinyal. Namun yang paling banyak dipakai adalah jalur UHF ada frekuansi 865–868MHzz dan 902–928 MHz. Kode yang ditulis pada TAG berupa 96 bit data yang berisi 8bit header, 28 bit nama organisasi pengelola data, 24bit kelas obyek (misal=untuk identifikasi jenis produk) dan 36bit terakhir adalah nomor seri yang unik untuk tag. Kode tersebut dipancarkan melalui sinyal RF dengan urutan yang telah standar.

Berikut ini tabel penggunaan frekuensi RFID

Tabel Penggunaan Frekuensi RFID

Bagaimana Implementasi/Penerapan Dari Teknologi RFID?

· Implementasi RFID pada Manajemen Supply Chain

Dalam proses manufaktur, teknologi RFID dapat diterapkan misalnya pada industri fast moving consumer goods atau FMCG. Pasar FMCG merupakan salah satu pasar yang pergerakannya paling cepat di dunia. Di industri FMCG, produk harus dihitung sudah berapa kali dalam proses manufaktur: selama tahap produksi, pembersihan, dan pengemasan. Secara tradisional, operasi ini pastilah dilakukan secara manual. Namun dengan memanfaatkan tag RFID dan pembacanya, jumlah barang dapat dihitung hanya dalam hitungan detik. Hal ini dikarenakan tag RFID secara otomatis dapat dipindai tanpa berada di bawah scanner dan beberapa tag dapat dipindai secara bersamaan.

Dengan bantuan RFID produsen pun akan mendapatkan keuntungan dalam hal perbaikan dan pemeliharaan mesin juga peralatan mereka. Para produsen nantinya akan memiliki data penting seperti ‘mesin mana yang telah dilakukan pemeliharaan dan kapan dilakukan’. Informasi ini sangat membantu dalam merencanakan jadwal pemeliharaan berikutnya.

Secara singkat, RFID dalam proses manufaktur berarti:

· Berkurangnya pekerjaan yang dilakukan secara manual

· Berkurangnya biaya produksi yang tidak diperlukan

· Peningkatan visibilitas

· Peningkatan perencanaan

· Implementasi RFID pada Tracking Inventory

RFID dapat menjadi barcode generasi berikutnya yang dapat dipergunakan untuk otomatisasi inventory control karena akan memberikan banyak kemudahan dan mengurangi biaya untuk distribusi barang dari pabrik atau vendor ke gudang. Beberapa keunggulan lain RFID dibandingkan dengan barcode, antara lain :

· Barcode hanya mengidentifikasi tipe objek, tetapi RFID dapat menyimpan identitas yang unik, seperti : seriap number, expired date dan lain-lain. Sehingga informasi dari sebuah item yang menggunakan RFID tag dapat dengan mudah diketahui.

· RFID tidak memerlukan kontak langsung dan sebuah RFID Reader dapat membaca semua tag RFID yang berada pada daerah jangkauannya. Dengan cara ini maka waktu untuk inventory control dapat dihemat. Contohnya : Pada saat sebuah box yang berisi ratusan item dikirim oleh vendor diterima oleh bagian gudang, maka personal gudang akan memeriksa isi box tersebut dengan menggunakan barcode scanner dan melakukan scanning item satu persatu. Tetapi dengan menggunakan RFID, seluruh item yang dikirim telah di-tag dengan RFID chip, yang dapat dibaca oleh RFID Reader seluruhnya pada saat bersamaan. Hal yang sama juga dapat dilakukan pada saat Item transfer antar lokasi / gudang, stock opname dan lain sebagainya.

· Implementasi RFID dipergunakan pada pelaporan (reporting)?

Dengan menggunakan RFID kualitas dan kecepatan pelaporan (reporting) dapat ditingkatkan, contohnya:

Berbagai laporan tentang inventory dapat diketahui secara real-time dari Server Pusat, baik secara OnLine ataupun menggunakan metode sinkronisasi data, Retailer dapat mengakses data pada seluruh lokasi untuk mendapatkan laporan up-to-date mengenai stok barang.

Dengan menggunakan RFID, Retailer bisa mengurangi permasalahan ‘kekurangan stok’, yang sering mengakibatkan ‘lost sales’, selain juga bisa mengurangi kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Hal ini dimungkinkan karena status stok dapat dengan mudah di-track untuk mendapatkan data yang akurat tentang suatu produk tertentu pada suatu saat, yang kemudian dihubungkan dengan supply-chain.

Teknologi ini juga memungkinkan Retailer untuk menganalisa tingkat utilisasi pada suatu lokasi (Store) dan juga melakukan analisa produk per lokasi, sehingga Retailer bisa menyediakan produk yang bersifat custom kepada pelanggan pada lokasi tertentu.

Isu Privasi Yang Menyelimuti Penggunaan RFID

Isu privasi yang sering hadir dalam implementasi RFID meliputi pemberitahuan mengenai keberadaan atau penggunaan teknologi tersebut, pelacakan gerakan-gerakan individu, profiling kebiasaan, selera atau kesukaan individu, serta kemungkinan penggunaan sekunder dari informasi.

1) Pemberitahuan.

Mayoritas masyarakat tidak menyadari bahwa teknologi ini sedang digunakan jika mereka tidak diberitahu bahwa alat tersebut digunakan. Demikian juga dengan konsumen, mereka bisa saja tidak menyadari bahwa tag-tag RFID dipasang pada item-item yang sedang mereka cari atau beli, atau barang-barang yang sudah dibelinya sedang discan jika tidak diberi tahu.

2) Pelacakan.

Pelacakan adalah pencarian lokasi secara real-time atau mendekati real-time, di mana pergerakan seseorang diikuti oleh scanning RFID. Laporan-laporan media massa menguraikan kekuatirkan tentang caracara di mana anonimitas tampaknya terancam oleh pelacakan lokasi. Banyak kelompok kebebasan sipil mengkuatirkan aplikasi teknologi ini untuk pelacakan gerakan masyarakat, seperti di lokasi sekolah umum, dan menyebabkan kehilangan anonimitas di tempat-tempat umum.

3) Profiling.

Profiling adalah rekonstruksi dari pergerakan-pergerakan atau transaksi-transaksi seseorang dalam periode tertentu, biasanya digunakan untuk menggali sesuatu tentang kebiasaan, selera atau kesukaan seseorang. Oleh karena tag berisi identifier yang unik maka sekali suatu item bertag diasosiasikan dengan individu tertentu, informasi yang dapat mengidentifikasi secara pribadi pun dapat diperoleh dan kemudian dapat digabungkan untuk mengembangkan profil individu tesebut.

4) Pemakaian sekunder.

Selain dari isu-isu tentang pemakaian terencana dari informasi yang didapat dari sistem RFID, terdapat juga kekuatiran tentang kemungkinan organisasi-organisasi dapat mengembangkan penggunaan sekunder terhadap informasi tersebut, yaitu bahwa informasi sebenarnya dikumpulkan untuk suatu tujuan kemudian pada kesempatan tertentu juga dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.

Solusi-Solusi Yang Ditawarkan

· “Killing” and “Sleeping”

Tag EPC menggunakan cara sederhana untuk melindungi privasi konsumen, yaitu dengan mematikan tag. Ketika sebuah tag EPC menerima perintah ”kill” dari reader, ia merender dirinya sendiri untuk tidak beroperasi secara permanen. Untuk mencegah deaktivasi sembarangan terhadap tag, perintah kill dilindungi dengan PIN. Untuk mematikan tag, reader juga harus mentransmisikan PIN tag-specific (panjangnya 32 bit untuk standar EPC kelas 1 generasi 2). Karena tag yang sudah mati tidak dapat “bercerita” apapun, mematikan tag merupakan cara yang sangat efektif untuk ukuran privasi.

· Pendekatan renaming

Meskipun identifier yang diemisikan oleh tag RFID tidak memiliki arti intrinsik tetapi masih memungkinkan pelacakan. Untuk alasan ini, sekedar mengenkripsi identifier tag saja tidak menyelesaikan masalah privasi. Identifier terenkripsi itu sendiri hanyalah sebuah meta-identifier yang bersifat statis dan karenanya mungkin untuk pelacakan seperti nomor seri lainnya. Untuk mencegah pelacakan tag RFID identifier tag perlu disembunyikan atau diganti antar waktu.

· Relabeling

Beberapa gagasan mengenai mekanisme relabeling telah usulan. Sarma, Weis, dan Engels (SWE) mengusulkan gagasan penghapusan identifier unik dalam tag di point of sale untuk mengatasi persoalan pelacakan dengan menyisakan identifier tipe produk (data barcode tradisional) untuk penggunaan di kemudian waktu.

· Enkripsi ulang

Juels dan Pappu (JP) memperhatikan persoalan khusus dari perlidungan privasi konsumen untuk uang kertas dengan RFID. Skema yang diusulkan melibatkan sistem kriptografi kunci publik dengan satu pasangan kunci, yaitu kunci publik PK dan kunci privat SK yang ditangani oleh agen penegak hukum yang tepat.

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/RFID

https://www.kompasiana.com/faisalsidiq/552bb0216ea834c0628b4586/e-ktp-teknologi-chip-rfid

https://infokomputer.grid.id/read/121710382/begini-cara-kerja-teknologi-rfid-di-e-ktp-dan-kartu-uang-elektronik

https://abisabrina.wordpress.com/2014/01/18/prinsip-kerja-rfid/

http://informasitips.com/ini-dia-dompet-canggih-anti-copet

--

--

No responses yet